Rupiah
hari ini melemah ke 13.261 per dolar AS
Jakarta (ANTARA News) -
Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta pada Kamis sore
bergerak melemah 71 poin menjadi 13.261 per dolar AS setelah pada hari
sebelumnya berada pada 13.190 per dolar AS.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan bahwa komentar yang optimis dari pejabat bank sentral AS (The Fed) menempatkan investor waspada untuk kemungkinan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed fund rate) dalam waktu dekat.
"Beberapa pejabat The Fed telah menyatakan pandangan yang menyarankan untuk kenaikan suku bunga terlepas dari volatilitas yang dari pasar keuangan global," katanya.
Ia menambahkan meski pembuat kebijakan bank sentral AS membagi jumlah kenaikan suku bunga diproyeksikan pada tahun 2016 menjadi dua kali dari sebelumnya empat kali, dolar AS masih mejadi salah satu tujuan investor untuk menjaga nilai aset.
Ia menambahkan bahwa mata uang dolar AS yang lebih kuat juga menekan harga minyak mentah dunia sehingga nilai tukar berbasis komoditas cenderung terdepresiasi.
Di sisi lain, lanjut Lukman Leong, laporan yang menunjukkan stok minyak mentah Amerika Serikat yang melonjak kembali menambah kekhawatiran investor terhadap harga minyak.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Kamis (24/3) sore ini, berada di level 39,09 dolar AS per barel, turun 1,76 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 39,80 dolar AS per barel, melemah 1,66 persen.
Menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada 13.250 per dolar AS, melemah dari posisi sebelumnya 13.167 per dolar AS.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan bahwa komentar yang optimis dari pejabat bank sentral AS (The Fed) menempatkan investor waspada untuk kemungkinan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed fund rate) dalam waktu dekat.
"Beberapa pejabat The Fed telah menyatakan pandangan yang menyarankan untuk kenaikan suku bunga terlepas dari volatilitas yang dari pasar keuangan global," katanya.
Ia menambahkan meski pembuat kebijakan bank sentral AS membagi jumlah kenaikan suku bunga diproyeksikan pada tahun 2016 menjadi dua kali dari sebelumnya empat kali, dolar AS masih mejadi salah satu tujuan investor untuk menjaga nilai aset.
Ia menambahkan bahwa mata uang dolar AS yang lebih kuat juga menekan harga minyak mentah dunia sehingga nilai tukar berbasis komoditas cenderung terdepresiasi.
Di sisi lain, lanjut Lukman Leong, laporan yang menunjukkan stok minyak mentah Amerika Serikat yang melonjak kembali menambah kekhawatiran investor terhadap harga minyak.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Kamis (24/3) sore ini, berada di level 39,09 dolar AS per barel, turun 1,76 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 39,80 dolar AS per barel, melemah 1,66 persen.
Menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada 13.250 per dolar AS, melemah dari posisi sebelumnya 13.167 per dolar AS.
0 komentar:
Posting Komentar