Semakin banyak hasil penelitian membuktikan televisi bukan sahabat yang baik bagi anak-anak. Anak-anak yang menonton televisi lebih dari dua jam perhari, berisiko dua kali lipat mengidap asma, demikian hasil penelitian dari Inggris.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Thorax, edisi Maret ini menghubungkan asma dengan kebiasaan menonton televisi. Asma sendiri menjadi penyebab satu dari 250 kematian tiap tahun di dunia, seiring dengan masalah obesitas dan kurang latihan fisik, kata para ahli.
Di dunia tercatat lebih dari 300 juta orang mengidap asma dan masih menjadi penyakit kronis yang menyerang anak-anak. Gejala diantaranya bersin, nafas pendek, batuk dan rasa sesak dan berat di dada.
“Ada banyak hasil penelitian yang menghubungkan pola nafas dengan gaya hidup tak aktif yang mempengaruhi pertumbuhan paru dan menyebabkan sakit dan bersin-bersin pada anak,” kaya Andrea Sherriff dari University of Glasgow. Sherriff dan koleganya meneliti lebih dari 3000 anak semenjak berusia 3 tahun hingga menjelang usia 12 tahun.
Para orang tua ditanya pola bersin anak secara berkala, dan apakah dokter pernah mendiagnosa anak akan tumbuh dengan asma. Mereka juga meneliti seberapa banyak anak menonton televisi tiap hari. Sayang peneliti tidak mempertimbangkan penggunaan video games dan komputer, yang cukup populer pula di kehidupan anak-anak yang tumbuh di pertengahan tahun 1990-an.
Penelitian ini menemukan enam persen anak yang berusia sekitar 12 tahun yang semula tak mempunyai gejala asma, kemudian mengidap asma. Tapi pada anak-anak yang menonton televisi lebih dari dua jam perhari, dua kali lebih berisiko didiagnosa dengan asma dibanding yang tidak.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Thorax, edisi Maret ini menghubungkan asma dengan kebiasaan menonton televisi. Asma sendiri menjadi penyebab satu dari 250 kematian tiap tahun di dunia, seiring dengan masalah obesitas dan kurang latihan fisik, kata para ahli.
Di dunia tercatat lebih dari 300 juta orang mengidap asma dan masih menjadi penyakit kronis yang menyerang anak-anak. Gejala diantaranya bersin, nafas pendek, batuk dan rasa sesak dan berat di dada.
“Ada banyak hasil penelitian yang menghubungkan pola nafas dengan gaya hidup tak aktif yang mempengaruhi pertumbuhan paru dan menyebabkan sakit dan bersin-bersin pada anak,” kaya Andrea Sherriff dari University of Glasgow. Sherriff dan koleganya meneliti lebih dari 3000 anak semenjak berusia 3 tahun hingga menjelang usia 12 tahun.
Para orang tua ditanya pola bersin anak secara berkala, dan apakah dokter pernah mendiagnosa anak akan tumbuh dengan asma. Mereka juga meneliti seberapa banyak anak menonton televisi tiap hari. Sayang peneliti tidak mempertimbangkan penggunaan video games dan komputer, yang cukup populer pula di kehidupan anak-anak yang tumbuh di pertengahan tahun 1990-an.
Penelitian ini menemukan enam persen anak yang berusia sekitar 12 tahun yang semula tak mempunyai gejala asma, kemudian mengidap asma. Tapi pada anak-anak yang menonton televisi lebih dari dua jam perhari, dua kali lebih berisiko didiagnosa dengan asma dibanding yang tidak.
0 komentar:
Posting Komentar