Hampir satu miliar penduduk dunia mengidap hipertensi atau darah tinggi. Lebih dari separuhnya juga menderita penyakit ginjal kronis. ”Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol akan merusak ginjal,” kata Rachmat Soelaeman, Kepala Sub Bagian Ginjal Hipertensi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Peringatan itu disampaikan terkait Hari Ginjal Dunia tiap 12 Maret setiap tahun. Kali ini, menurut Rachmat, tema peringatan ”Keep the Pressure Down” yang tersebar di 100 negara itu menyoroti dampak hipertensi terhadap penyakit ginjal. Di seluruh dunia, penyakit ginjal diperkirakan merenggut nyawa 36 juta orang pada 2015. Penyakit gagal ginjal kronik disinyalir diderita 1 diantara 10 orang dewasa.
Di Indonesia sendiri, menurut Rachmat, penyakit ginjal makin banyak diderita masyarakat. Dari data kunjungan ke poliklinik ginjal hipertensi di rumah sakit, tercatat penderita ginjal yang harus cuci darah kian bertambah. Data dari Indonesia Renal Registry, suatu kegiatan pencatatan dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia, menyebutkan pasien hemodialis (cuci darah) baru setiap tahun mencapai 2.000 lebih orang.
Separuh dari pasien itu berasal dari kelompok umur 44 tahun hingga 64 tahun. Sisanya antara lain adalah penderita sistem penyaringan ginjal (Glomerulopati) dan penyakit ginjal yang disebabkan diabetes (Nefropati Diabetik). Karena itu, Rachmat menyarankan agar penderita hipertensi mengontrol tekanan darahnya untuk menjaga fungsi ginjal. ”Orang yang berusia 30 tahun lebih juga harus mulai periksa karena gejala (penyakit) ginjal ini tidak terasa,” katanya.
(ANWAR SISWADI) tempointeraktif
Peringatan itu disampaikan terkait Hari Ginjal Dunia tiap 12 Maret setiap tahun. Kali ini, menurut Rachmat, tema peringatan ”Keep the Pressure Down” yang tersebar di 100 negara itu menyoroti dampak hipertensi terhadap penyakit ginjal. Di seluruh dunia, penyakit ginjal diperkirakan merenggut nyawa 36 juta orang pada 2015. Penyakit gagal ginjal kronik disinyalir diderita 1 diantara 10 orang dewasa.
Di Indonesia sendiri, menurut Rachmat, penyakit ginjal makin banyak diderita masyarakat. Dari data kunjungan ke poliklinik ginjal hipertensi di rumah sakit, tercatat penderita ginjal yang harus cuci darah kian bertambah. Data dari Indonesia Renal Registry, suatu kegiatan pencatatan dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia, menyebutkan pasien hemodialis (cuci darah) baru setiap tahun mencapai 2.000 lebih orang.
Separuh dari pasien itu berasal dari kelompok umur 44 tahun hingga 64 tahun. Sisanya antara lain adalah penderita sistem penyaringan ginjal (Glomerulopati) dan penyakit ginjal yang disebabkan diabetes (Nefropati Diabetik). Karena itu, Rachmat menyarankan agar penderita hipertensi mengontrol tekanan darahnya untuk menjaga fungsi ginjal. ”Orang yang berusia 30 tahun lebih juga harus mulai periksa karena gejala (penyakit) ginjal ini tidak terasa,” katanya.
(ANWAR SISWADI) tempointeraktif
0 komentar:
Posting Komentar