HTML

HTML/JavaScript

Kamis, 21 April 2016

Kecil Menderita, Dewasa Merana

0
Anak-anak yang mengalami masa kecil yang tak bahagia akan tumbuh jadi dewasa yang hidup merana, demikian hasil penelitian di Inggris. Penelitian yang digagas The King's College London meneliti 7.100 orang yang lahir tahun 1950 hingga 1955.

Para peneliti menemukan mereka yang dicatat para guru sebagai anak-anak yang tak bahagia atau muram, lima kali lebih berisiko mengalami kondisi mudah sakit di usia paruh baya. Mereka juga mencatat anak-anak ini lebih mudah depresi.

Hasil temuan ini akan dipublikasikan di British Journal of Psychiatry, melibatkan anak-anak yang tumbuh besar di Aberdeen. Para peneliti mengumpulkan data dari catatan para guru tentang temperamen dan kehadiran anak-anak. Kemudian para peneliti mengobservasi kehidupan para partisipan yang kini berusia senja dan bertanya juga tentang kehidupan karir mereka. Sekitar 392 orang atau 5,5 persen dari partisipan menyatakan tak bisa bekerja karena sakit atau ketidakmampuan secara permanen.

Satu dari empat orang dewasa yang kala kanak-kanak digambarkan oleh guru mereka sebagai, sering hadir di sekolah dalam kondisi kacau, tidak bahagia menangis dan stres, biasanya mudah sakit kala dewasa. Seperempat dari mereka yang sering mengeluhkan rasa sakit atau nyeri, juga mengalami masa dewasa dalam kondisi mudah sakit.

Tapi mereka memang sering sakit fisik semata saat kanak-kanak, tak selalu berangkat dewasa sebagai pribadi yang mudah sakit. Peneliti utama, Dr Max Henderson mengatakan,”Kami tak bisa mengatakan kondisi mental anak-anak ini kelak menjadi masalah kesehatan di kehidupan dewasa mereka, tapi tampaknya ini menjadi faktor pendukung.”

Dr Alan Maryon Davis, presiden UK Faculty of Public Health, mengatakan, “Saya pikir ada pola sosial yang umum terjadi. Anak-anak yang tak bahagia dan tak mendapat perhatian di sekolah sering kali berasal dari rumah tangga yang kurang harmonis.”
Akibatnya anak-anak ini lanjut Davis, tidak berprestasi maksimal di sekolah dan kemudian di dunia kerja, dan siklus itupun terus berlanjut.

0 komentar:

Posting Komentar