HTML

HTML/JavaScript

Senin, 18 April 2016

Mengenal Deep Brain Stimulation, Terapi Khusus untuk Pengidap Parkinson

0
Penyakit parkinson memang hingga saat ini belum ditemukan obatnya. Namun seiring berkembangnya ilmu di bidang kesehatan, kini ada terapi yang dapat meringankan sindrom parkinson yang dialami seseorang.

dr Frandy Susatia, SpS dari Parkinson and Movement Disorder Center, RS Siloam Kebon Jeruk mengatakan bahwa sampai saat ini penyebab pasti mengapa seseorang terserang parkinson belum diketahui. Namun berdasarkan penelitian, orang yang terserang parkinson memiliki kerusakan dalam neuron otak yang fungsinya mengatur pergerakan.

Neuron dalam otak ini memproduksi dopamin, senyawa neurotransmitter yang fungsinya mengantarkan perintah untuk mengatur gerakan manusia. Ketika terserang parkinson dan neuron tersebut mati, otomatis dopamin tak bisa diproduksi dan menyebabkan pergerakan terganggu.

Nah, terapi terbaru yang disebut sebagai Deep Brain Stimulation ini menggantikan neuron yang sudah rusak atau mati tersebut. Dengan menggunakan alat, dokter kini dapat memberikan stimulasi pada otak untuk memproduksi dopamin dan mengurangi sindrom parkinson.

"Singkatnya DBS itu teknik operasi yang menstimulasi otak dalam. Kita memasukkan elektroda atau chip di kepala yang fungsinya untuk memproduksi dopamin, dan diprogram oleh dokter saraf sesuai kondisi pasien," tutur dr Frandy dalam temu media di restoran De Mingle, Jl Raya Perjuangan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat,

Chip yang ditanam di kepala ini lalu dihubungkan dengan alat pengatur dan baterai yang ada di dada. Mirip seperti alat pacu jantung, kabel konektor dari kepala hingga baterai yang ada di dada semuanya dipasang di bawah kulit.

"Memang prinsipnya mirip seperti pacemaker. Kalau pacemaker kan di membuat jantung berdenyut supaya tidak terlalu lemah, nah ini pacemaker otak jadinya mengirim dopamin untuk meringankan sindrom parkinson," ungkapnya lagi.

Setelah alat dipasang di dada, dokter akan memprogram alat tersebut. Hal-hal yang diatur antara lain aliran gelombang listrik ke otak, bagian otak yang dialiri listrik dan hal-hal yang berhubungan dengan neurotransmitter lainnya.

"Jadi setelah dipasang, tiap dua minggu kontrol untuk melihat apakah programnya maksimal atau tidak, ada yang ditambahkan atau dikurangi. Setelah itu tiap tiga bulan juga boleh. Alatnya bisa tahan 5 - 8 tahun baterainya,"

Related Posts:

  • Berapa Konsumsi Garam yang Ideal? 2 Makanan tanpa garam pastinya hambar dan sangat tidak nyaman di lidah. Namun pakar kesehatan mengingatkan asupan garam perlu dibatasi agar terhindar dari penyakit tekanan darah seperti stroke dan jantung. Berapa… Read More
  • Redam Demam dengan Mentimun 0 Segelas es mentimun serut dicampur sirup atau madu di siang hari sangat cocok sebagai pelepas dahaga. Selain menyegarkan, mentimun juga memiliki khasiat yang baik untuk tubuh. Kaum wanita banyak yang menggunakannya u… Read More
  • Sehat Bebas Perut Buncit Berkat Ikan 0 Sebuah studi di Korea menunjukkan, konsumsi ikan bermanfaat untuk kesehatan. Konsumsi minimal satu porsi ikan per hari akan mengurangi risiko terjadinya sindrom metabolik pemicu penyakit diabetes, jantung dan strok… Read More
  • Gula Adalah Racun Terburuk 1 Banyak orang yang menyukai makanan manis dan mengandung banyak gula. Namun gula ternyata dapat membuat orang kecanduan. Tidak hanya itu, bahkan gula bisa disebut sebagai zat yang benar-benar beracun yang dapat meny… Read More
  • Rokok Elektrik Malah Bikin Remaja Tergoda Rokok Konvensional 3 Rokok elektrik atau yang terkenal dengan sebutan 'Vape' adalah hal yang sangat terkenal di kalangan pemuda zaman ini. Rumornya, rokok elektrik itu lebih sehat dan lebih murah dibandingkan dengan rokok konvensional.… Read More

0 komentar:

Posting Komentar