HTML

HTML/JavaScript

Rabu, 18 Mei 2016

Teknik yang Benar untuk Pernapasan Buatan


0
Keterampilan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau membantu
pernapasan buatan sebaiknya diketahui banyak orang tak hanya petugas
kesehatan. CPR sangat membantu jika orang terdekat kita mengalami
serangan jantung, tak sadarkan diri atau tenggelam di kolam.
Dengan melakukan CPR, bisa memperpanjang harapan hidup orang yang tak
sadarkan diri. Maka itu penting untuk mengetahui bagaimana melakukan
CPR yang benar.
CPR adalah teknik yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama jika
seseorang terkena serangan jantung. Teknik ini berfungsi untuk
menormalkan detak jantung yang jika terkena serangan bergeraknya
abnormal. Dengan ditekan maka detak jantung dengan sendirinya akan
kembali normal.
"Teknik CPR berguna untuk mengaktifkan jantung kembali sehingga
peredaran darah ke otak menjadi lancar dan mencegah matinya organ
otak," ujar EMT Anwar Buchari, Manager Operation dari Medic One, dalam
acara Life Saver CPR Competency, di Wisma GKBI, Jakarta, Selasa
(22/12/2009).
Anwar menambahkan jika otak tidak mendapatkan asupan oksigen selama 4
menit, maka organ otak ini tidak akan berfungsi kembali dan dengan
sendirinya organ-organ lain dalam tubuh juga akan mati sehingga
menurunkan harapan hidup dari orang tersebut.
Untuk itu Anwar memberikan beberapa teknik yang bisa dilakukan dalam
melakukan CPR, yaitu:
1. Cek bahaya dan keselamatan (Danger/safety)
Sebelum melakukan pertolongan pastikan pasien serangan jantung berada
di tempat yang aman dan terhindar dari bahaya.
2. Cek respons (Respone)
Ketahui apakah orang tersebut masih sadar atau tidak. Caranya dengan
menepuk-nepuk pundak orang sambil berteriak dengan suara yang keras.
Misalnya "Pak, bisa dengar suara saya?". Jika tidak ada respons dari
pasien, maka segera hubungi ambulance atau petugas medis.
3. Buka jalur pernapasan (Airway)
Sambil menunggu petugas medis datang, orang terdekat bisa membuka
jalur pernapasan dengan cara tangan kiri memegang dahi sambil ditarik
ke belakang dan tangan kanan menarik dagu ke bawah. Dekatkan telinga
ke pasien sambil melihat, mendengar dan merasakan ada napas atau tidak
selama 5 sampai 10 detik.
4. Berikan napas buatan (Breaths)
Jika tidak ada napas maka berikan napas buatan dengan cara menutup
hidung dan meniupkan napas dari mulut ke mulut sebanyak 2 kali selama
2 detik. Saat melakukan hal ini mata memperhatikan dada orang
tersebut, apakah bergerak atau tidak.
5.Berikan tekanan (Compression)
Setelah memberikan 2 kali napas buatan, maka beri tekanan pada bagian
dada. Untuk orang dewasa letakkan kedua tangan di tengah-tengah dada
sambil ditekan dengan posisi tangan lurus, tapi untuk anak-anak hanya
menggunakan satu tangan saja. Tekan sepertiga bagian dada sebanyak 30
kali.
6. Lakukan secara berulang
Setelah melakukan 30 kali tekanan, beri napas buatan kembali sebanyak
2 kali lalu tekanan sebanyak 30 kali. Lakukan hal ini selama 2 menit.
7. Cek pernapasannya kembali
Jika sudah dilakukan 5 kali set dengan perbandingan 2 napas buatan dan
30 kali tekanan dada (2:30) atau selama 2 menit, maka cek apakah
pasien sudah bisa bernapas atau belum. Jika belum maka ulangi kembali
perbandingan 2:30 tersebut hingga petugas medis datang.
8. Jika pasien sudah bisa bernapas
Apabila setelah dua menit pasien bernapas, maka letakkan pada recovery
position. Yaitu dalam posisi terlentang letakkan tangan kiri ke atas
dan tangan kanan menyilang ke telinga, tekuk kaki kanan lalu miringkan
pasien ke arah kiri dengan mendorong pundak dan kakinya secara
bersamaan. Namun jika pasien tidak bernapas lagi, terlentangkan
kembali dan berikan napas buatan serta tekanan di dada.
"Tapi jika seseorang pingsan karena korban trauma dalam arti mengalami
benturan, maka tidak boleh dipindahkan. Biarkan saja posisinya hingga
petugas medis datang, karena salah melakukan gerakan kepala satu
derajat saja bisa berakibat fatal seperti lumpuh atau kematian," ujar
paramedis yang pernah bekerja di 911 New York, Amerika Serikat.
sumber:DetikHealth

0 komentar:

Posting Komentar